Rabu, 29 Oktober 2008

Sejarah DUTASIA

(Dutasia) diawali oleh beberapa orang yang peduli dengan masalah ini. Pada mulanya para pemerhati ini merasa terpanggil untuk membantu pendidikan dari anak-anak yang tinggal di Kampung Bencongan, Karawaci, Tangerang. Kampung ini mengalami masalah yang cukup kompleks. Berlokasi di tengah-tengah beberapa kompleks perumahan elit, kehidupan di kampung ini jauh dari standar sejahtera. Sebagian besar penduduknya hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga, buruh cuci, dan tukang sampah, dengan penghasilan yang sangat pas-pasan. Penghasilan tersebut harus dibagi diantara anggota keluarga yang biasanya berjumlah lebih besar dari 4 orang. Bisa dibayangkan jika pendidikan bukanlah salah satu prioritas utama mereka, bahkan bagi sebagian besar keluarga pendidikan tidak masuk kedalam skala prioritas mereka. Oleh karena itu tidak heran jika SD adalah tingkat pendidikan yang cukup tinggi di kampung ini. Baca dan tulis adalah keterampilan yang cukup jarang ditemui, apalagi berhitung. Melihat kondisi ini, para pemerhati memulai bantuannya dengan mengadakan pendampingan belajar bagi anak-anak usia sekolah di kampung ini.

Pendampingan belajar dilakukan untuk mata pelajaran matematika, membaca, menulis, bahasa inggris, komputer, seni (tari, teater, musik, suara, ketrampilan) dan pembentukan karakter. Pendampingan belajar ini dilakukan secara rutin setiap hari kecuali Jum’at pada pukul 20.00-22.00 Wib. Satu diantara lima tempat belajar, memberikan pendampingan pada pukul 08.00-10.00, 15.00-17.00( Senin-kamis) dan 20.00-22.00Wib (setiap hari, kecuali hari Jum’at) Untuk anak usia praremaja sampai remaja, kegiatan belajar-mengajar dilakukan di malam hari, yaitu pada pukul 20.00 sampai dengan 22.00. Kegiatan pendampingan dilakukan secara individual, (satu tutor, menangani 1-3 peserta) Pendampingan belajar ini diberikan secara sukarela oleh guru, mahasiswa, serta nara sumber lain yang terpanggil untuk bergabung dalam kegiatan di DUTASIA. Terdapat beberapa pembimbing yang mendapat honor, (disesuaikan dengan keuangan yayasan dan keadaan pembimbing). Pemberian honor melalui seleksi yang disesuaikan dengan tingkat kepentingan peserta, misalnya pembimbing ketrampilan dalam mengunakan bahan limbah untuk memiliki nilai ekonomis). Untuk saat ini DUTASIA telah memulai kegiatan pembrantasan buta huruf, dengan diawali orang tua anak yang memiliki kemauan kuat untuk belajar.

Tidak ada komentar: